Kamis, 01 Maret 2012

Serba-Serbi Coca-Cola

Siang itu matahari bersinar terik. Manusia-manusia yang berada di bawahnya merasakan panas sambil kepayahan. Sebagian dari mereka tahu, kalau teriknya matahari di hari akhir bakal berkali-kali lipat lebih dahsyat; tapi tetap saja, kebanyakan masih tetap mengutuk-ngutuk panasnya hari itu daripada mensyukuri panas yang "belum ada apa-apanya" itu dan berdoa.

Panas menyebabkan manusia-manusia tersebut bersimbah akan keringat yang terus mengocor sejak tadi. Kata dokter, setiap cairan tubuh mesti diganti.




Di dunia, mungkin lebih banyak yang tahu logo ini daripada bendera Brunei Darussalam

Banyak minuman yang dapat dipilih untuk jadi pengganti cairan tubuh hari itu, tapi aku memilih sesuatu yang lain. Di kala orang-orang kebanyakan memilih air mineral yang warnanya bening itu, pilihanku jatuh pada sebuah air berwarna hitam (yang kadang tampak berwarna cokelat keemasan ketika ditembusi cahaya) berbuih yang nampak sangat menyegarkan. Nama minuman tersebut adalah Coca-Cola, minuman menyegarkan yang punya segudang fakta di baliknya sebagai berikut:

Nama Coca-Cola punya makna.
"Coca" diambil dari kata cocaine–kokain, salah satu komposisi awal Coca-Cola yang dulunya didapat dari daun koka. Selain cocaine, Coca-Cola juga terdiri dari caffeine yang didapat dari kacang kola (huruf "K" diganti dengan huruf "C" karena pertimbangan pemasaran semata).
Asal-muasal minuman ini adalah dari seorang apoteker bernama John Pemberton. Dia mengkreasikan minumannya sendiri yang diberi nama Pemberton's French Wine Coca, sebuah minuman coca wine yang merupakan campuran koka, kacang kola, dan damiana.




John Pemberton dengan jenggot yang begitu lebat  Tapi kemudian muncul larangan baru yang membatasi jumlah minuman beralkohol di Atlanta pada 1886, hal ini membuat Pemberton harus memikirkan ulang formula Pemberton's French Wine Coca-nya.

Dari sana, muncullah ide Coca-Cola. Versi non-alkohol dari Pemberton's French Wine Coca.
Coca-Cola menjadi populer. Saat itu, timbul pandangan di AS bahwa minuman berkarbonasi adalah "sehat".
"Sehat" yang dimaksud adalah Coca-Cola dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti sakit kepala, neuralgia, histeri, melankoli, dll.

Balik ke masalah kokain, mungkin banyak yang kaget kalau ternyata Coca-Cola mengandung hal ini. Tapi–dulu–Coca-Cola memang mengandung kokain.
Sampai ada yang bilang kalau formulanya adalah tiga bagian daun koka dan satu bagian kacang kola.
Sampai sentimen publik terhadap kokain berubah di 1890-an. Saat itu banyak "kejahatan kulit hitam" yang dianggap disebabkan oleh kokain.

Pada 1903, New York Tribune menulis artikel yang menghubungkan kokain dengan "kejahatan kulit hitam" dan menuntut tindakan hukum kepada Coca-Cola.

Lalu, secara perlahan, Coca-Cola mulai mengganti penggunaan daun koka "segar" dengan daun koka "bekas". Artinya kadar kokain yang terkandung menjadi lebih sedikit. Entah seberapa sedikit.
Pada masa itu, Coca-Cola juga mulai mengganti imej "minuman menyehatkan"-nya menjadi "minuman menyegarkan".

Walaupun imej "minuman menyehatkan" sudah dihilangkan dari Coca-Cola, kini Coca-Cola dikenal sering menjadi sponsor dalam acara-acara olahraga. Mungkin mereka belum sepenuhnya mau menghilangkan imej tersebut. Secara kandungan, Coca-Cola boleh jadi tidak "menyehatkan"; tapi secara dampak?

Begitulah sedikit cerita tentang minuman hitam berbuih ini. Semoga menambah pengetahuan Saudara sekalian.

Sumber: http://ghazibinarandi.wordpress.com/2010/09/06/serba-serbi-tentang-coca-cola/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...