Bambu merupakan tumbuhan alam yangsejak zaman purbakala sudah dikenal manusia dan dipergunakan untuk berbagai keperluan. Karena tumbuh luar biasa cepat dan memiliki sifat-sifat kekuatan dan elastisitas yang tinggi, bambu dapat digunakan berbagai keperluan.
Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, bambu memegang peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Bambu tergolong hasil hutan non kayu yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu tidak berlebihan bila dikatakan bambu sebagai tanaman serba guna. Karena perannya sebagai tumbuhan serba guna, bambu dapat digunakan sebagai alternatif pengganti kayu. Dengan pemakaian bambu diharapkan penggunaan kayu menjadi berkurang yang akhirnya dapat mengurangi penebangan hutan. Hal ini merupakan upaya dalam pelestarian hutan.Disamping itu struktur dari bambu cukup ringan dan lentur sehingga bangunan dari struktur bambu mempunyai ketahanan tinggi terhadap gempa. Peran bambu pada masa yang akan datang, diperkirakan akan meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan. Dengan demikian bambu merupakan jenis tanaman yang penting untuk dikembangkan sebagai hutan tanaman, baik di dalam maupun di luar kawasan. Bambu mempunyai serat yang sejajar, sehingga kekuatannya terhadap gaya normal cukup baik. Bambu berbentuk pipa sehingga momen lembamnya besar, tetapi ringan, dengan adanya ruas-ruas maka bahaya tekuk lokal cukup rendah. Disamping sifat-sifat yang positif diatas bambu juga memiliki kelemahan yaitu kurang kuat dalam menahan gaya geser baik akibat pembebanan jangka panjang maupun jangka pendek.
Bambu merupakan tanaman berumpun dan termasuk dalam famili gramineae dan terdapat hampir diseluruh dunia kecuali di Eropa. Jumlah yang ada di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-kira 80% dari keseluruhan yang ada di dunia (Uchimura, 1980). Dari kurang lebih 1.000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja, 1995), sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis, tetapi tidak semuanya merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m dpl. Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air.
Di Indonesia bambu merupakan tanaman yang sudah dikenal oleh masyarakat sebagai bahan bangunan sejak ratusan tahun lalu. Tanaman bambu hidup merumpun, kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Tanaman rumpun bambu dapat ditemui di pedesaan, bahkan sebagian besar masyarakat desa mempunyai bambu di pekarangannya.
Penduduk desa sering menanam bambu disekitar rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacammacam jenis bambu bercampur ditanam di pekarangan rumah. Pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah bambu tali, bambu petung, bambu andong dan bambu hitam.
Struktur anatomi bambu
Struktur anatomi batang bambu mempunyai kaitan erat dengan sifat-sifat fisik dan mekaniknya. Menurut Liese (1980), bambu memiliki ciri-ciri antara lain pertumbuhan primer yang sangat cepat tanpa diikuti pertumbuhan sekunder, batangnya beruas-ruas semua sel yang terdapat pada internodia mengarah pada sumbu aksial, sedang pada nodia mengarah pada sumbu transversal, dalam internodia tidak ada elemen-elemen radial (misalnya jari-jari) kulit bagian luar terdiri dari satu lapis epidermis, sedang kulit bagian dalam terbentuk dari
sklerenkim. Struktur melintang ruas ditentukan oleh ikatan pembuluh. Pada bagian tepi, ikatan pembuluh berukuran kecil dan berjumlah banyak. Pada bagian dalam ikatan pembuluh berukuran besar dan berjumlah sedikit, secara umum dalam batang jumlah ikatan pembuluh menurun dari pangkal ke ujung dan kerapatannya meningkat.
Dimensi bambu
Menurut Prawiroatmodjo (1976), perubahan dimensi bambu tidak sama dari ketiga arah stuktur radial, tangensial dan longitudinal sehingga kayu atau bambu bersifat anisotropis. Kedua jenis perubahan dimensi mempunyai arti yang sama penting, tetapi berdasarkan pengalaman praktis yang lebih sering menggunakan bambu dalam keadaan basah, maka pengerutan bambu menjadi perhatian yang lebih besar dibanding pengembangannya. Angka pengerutan total untuk kayu atau bambu normal berkisar antara 4,5% sampai 14% dalam arah radial, 2,1% sampai 8,5% dalam arah tangensial dan 0,1% sampai 0,2% dalam arah longitudinal.
Pada penampang melintang bambu, makin mendekati bagian kulit batang susunan sel sklerenkim semakin rapat, sehingga kekuatan batang bambu paling besar berada pada bagian batang sebelah luar, selanjutnya pada kulit bagian luar bambu terdapat lapisan tipis dan halus yang sangat kuat. Dari pangkal ke ujung batang lapisan ini cenderung semakin tipis. Karena adanya bagian kulit batang bambu yang sangat kuat ini, maka perubahan dimensi akan terpengaruh yaitu dimensi bambu akan lebih stabil terutama ke arah tangensial. Akibatnya variasi kekuatan bagian kulit ini akan menyebabkan variasi penyusutan tangensial (Sutapa,1986).
Limaye (1952) menyatakan, bahwa ukuran diameter bambu berkorelasi dengan tingkat ketebalan batang, sedang tingkat ketebalan batang berpengaruh terhadap sifat : anatomi, fisika dan mekanika. Dengan demikian, bambu yang berbeda ukuran diameternya akan mempunyai sifat : anatomi, fisika dan mekanika yang berbeda pula, dikutip oleh Suranto, 1992.
Batang bambu pada umumnya berupa silinder cembung dengan diameter 1 cm hingga 25 cm dan mempunyai ketinggian bervariasi 1 m hingga 40 m. Diameter bambu berkurang sejalan dengan panjangnya, dari pangkal hingga ujung. Bambu yang cembung ini secara total dipisahkan pada buku-bukunya oleh diafragma transversal (Ghavami dan Martiseni, 1987), dikutip kembali oleh Ghavami, 1988.
Secara umum 40% hingga 70% serat terkonsentrasi di bagian luar dan 15% hingga 30% di bagian dalam batang. Serat-serat tersebut terarah sepanjang sumbu batang dengan diameter 0,08 mm hingga 0,70 mm, tergantung pada spesies dan lokasinya pada tampang-lintang. Pada buku-buku (nodia), serat-serat ini saling bertautan dan sebagian memasuki diafragma dan cabang-cabang. Sebagai akibat dari diskontinyuitas ini buku-buku pada umumnya merupakan titik terlemah dari batang bambu (Ghavami, 1988).
Bambu sebaiknya dipotong pada waktu musim panas agar kadar airnya sedikit sehingga perubahan dimensinya kecil. Bambu cenderung menyerap jumlah air yang besar bila terendam atau tertimpa hujan dan bila hal ini berlangsung pada waktu yang cukup lama, bambu dapat menyerap hingga 100% dari berat keringnya. Penyerapan air ini diikuti oleh pembesaran dimensi yang bertambah sebanding dengan penyerapan hingga mencapai batas kejenuhan / saturation point.
Sifat fisik dan mekanik bambu
Sifat fisik dan mekanik merupakan informasi penting guna memberi petunjuk tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang dihasilkan. Beberapa hal yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik bambu adalah umur, posisi ketinggian, diameter, tebal daging bambu, posisi beban (pada buku atau ruas), posisi radial dari luas sampai ke bagian dalam dan kadar air bambu. Menurut Brown (1952) pada dasarnya sifat-sifat fisik kayu ditentukan oleh
faktor-faktor yang inheren pada struktur kayu. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi tiga, yaitu :
1. Banyaknya zat dinding sel yang ada pada sepotong kayu
2. Susunan dan arah mikrofibril dalam sel-sel dan jaringan-jaringan
3. Susunan kimia zat dinding sel
Selanjutnya Liesse (1980), menyatakan bahwa secara anatomi dan kimiawi
bambu dan kayu hampir sama, oleh karena itu faktor-faktor yang berpengaruh pada kayu juga berpengaruh pada sifat-sifat bambu. Faktor-faktor ini adalah kandungan air dan berat jenis.
Kadar air serbuk bambu dalam kondisi kering angin berkisar antara 11,07% hingga 15,47%. Kadar air tidak terpengaruh oleh faktor posisi vertikal batang dan umur bambu. Artinya, kadar air pada serbuk bambu dalam kondisi kering angin tidak banyak bervariasi menurut posisi vertikal batang maupun menurut umur bambu (Suranto, 1994). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bambu adalah berat jenis bambu. Berat jenis dinyatakan sebagai perbandingan antara berat kering tanur suatu benda terhadap berat suatu volume air yang sama dengan volume benda itu. Berat jenis bambu merupakan ungkapan banyaknya zat kayu atau sel dinding sel. Bambu yang mempunyai berat jenis besar berarti mempunyai jumlah zat dinding sel persatuan volume besar. Selanjutnya zat kayu ditentukan oleh beberapa faktor antara lain tebal dinding sel, besarnya sel dan jumlah sel berdinding tebal. Jumlah sel berdinding pada bambu berarti jumlah sel sklerenkim pada bambu tersebut.
Menurut Surjono (1993), sifat mekanik adalah sifat yang berhubungan dengan kekuatan bahan dan merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya luar yang bekerja padanya. Gaya luar adalah gaya yang datangnya dari luar benda tersebut ( membebani benda tersebut ) dan cenderung merubah ukuran dan bentuk benda tersebut. Sifat-sifat mekanik tersebut meliputi kekuatan lentur statis, kekuatan tarik, kekuatan geser, sifat kekerasan dan lain-lain ( Wangaard, 1950 dalam Lukman ). Kumar dan Dobriyal (1990), berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa kekuatan bambu bagian luar lebih dari dua kali kekuatan bambu bagian dalam. Selanjutnya Morisco (1996), mengadakan pengujian kekuatan bambu Ori (Bambusa Bambos Backer), bambu Petung (Dendrocalamus Asper Schult ), bambu Wulung (Gigantochloa Vertcillata Munro), serta bambu Tutul (Bambusa Vulgaris Schrad).
Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.
Bambu Kuning
Tanaman yang berasal dari China, serta berjuluk yellow running bamboo ini memiliki warna bulu kuning emas. Batangnya juga berwarna kuning emas, sehingga bisa memberikan aksen warna pada taman atau pekarangan rumah. Percabangan tanaman muncul pada ruas-ruas di bagian atas, sehingga batangnya akan terlihat nyata.
Anda bisa menanamnya secara berderet sebagai pagar, pengarah jalan, sisi-sisi dinding, atau penghubung antargedung. Tinggi tanaman sekitar 4-9 meter, dengan diameter buluh 5-8 cm, panjang 12 cm, serta lebar 2 cm.
Bambu Kuning
Tanaman yang berasal dari China, serta berjuluk yellow running bamboo ini memiliki warna bulu kuning emas. Batangnya juga berwarna kuning emas, sehingga bisa memberikan aksen warna pada taman atau pekarangan rumah. Percabangan tanaman muncul pada ruas-ruas di bagian atas, sehingga batangnya akan terlihat nyata.
Anda bisa menanamnya secara berderet sebagai pagar, pengarah jalan, sisi-sisi dinding, atau penghubung antargedung. Tinggi tanaman sekitar 4-9 meter, dengan diameter buluh 5-8 cm, panjang 12 cm, serta lebar 2 cm.
-
Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
-
Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
-
Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
-
Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
-
Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
-
Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
-
Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
-
Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.
-
Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa.
-
Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa.
-
Bambusa tulda Munro. Di Jawa.
-
Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa
-
Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.
-
Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
-
Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
-
Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa.
-
Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa.
-
Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa.
-
Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa.
-
Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes) di Jawa.
-
Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
-
Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
-
Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
-
Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan.
-
Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
-
Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.
-
Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera.
-
Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa.
-
Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali.
-
Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
-
Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera
-
Gigantochloa verticillata (bambu Hitam)
-
Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.
-
Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa.
-
Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa.
-
Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
-
Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
-
Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera.
-
Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian.
-
Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
-
Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Sumatera dan Jawa.
-
Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan
alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan
ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.
Meski memiliki banyak spesies dan dulu
tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan
sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan oleh konversi lahan menjadi daerah pemukiman.
Fakta-fakta Menarik Tentang Pohon Bambu
Hampir setiap hari, setiap orang telah diberi banyak peringatan mengenai efek merusak yang telah kita lakukan terhadap lingkungan sekitar dan bumi. Mulai dari pemanasan global, deforestasi besar-besaran, hingga populasi manusia berlebih, menjadi penyebab dalam penipisan sumber daya alam di muka bumi. Orang-orang mengambil lebih dari apa yang bisa diperbaharui dan keseimbangan ekosistem harus dikorbankan. Kini kita dapat berharap pada salah satu solusi terbaik dari semua masalah ini : bambu, tanaman dengan segala keunikannya yang bermanfaat.
1. Bambu adalah Penyerap Karbon yang Baik
Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30% lebih banyak ke atmosfer dibandingkan dengan pohon-pohon pada umumnya. Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas rumah kaca dan memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan segar.
Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30% lebih banyak ke atmosfer dibandingkan dengan pohon-pohon pada umumnya. Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas rumah kaca dan memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan segar.
2. Bambu Tumbuh dengan Sangat Cepat
Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari 90cm dalam sehari! Sekitar 3.8cm dalam satu jam! Tidak ada tanaman lain di bumi bisa melakukan ini!. Bambu dapat mencapai kedewasaan penuh dalam 1 sampai 5 tahun (bergantung dari spesies). Pohon kayu keras dapat membutuhkan waktu 30 sampai 40 tahun untuk dewasa. Hal ini menjadikan bambu sebagai satu-satunya tanaman berkayu yang dapat mengimbangi tingkat konsumsi manusia dan deforestasi.
Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari 90cm dalam sehari! Sekitar 3.8cm dalam satu jam! Tidak ada tanaman lain di bumi bisa melakukan ini!. Bambu dapat mencapai kedewasaan penuh dalam 1 sampai 5 tahun (bergantung dari spesies). Pohon kayu keras dapat membutuhkan waktu 30 sampai 40 tahun untuk dewasa. Hal ini menjadikan bambu sebagai satu-satunya tanaman berkayu yang dapat mengimbangi tingkat konsumsi manusia dan deforestasi.
3. Regenerasi Bambu yang Cepat
Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru dari sistem perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan bahan kimia, pestisida atau pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-daun yang terjatuh memberikan nutrisi yang diperlukan agar bisa didaur ulang kembali ke dalam tanah. Setiap bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan dalam banyak cara dengan limbah yang tergolong sedikit. Setelah material dari bambu mencapai batas ketahanannya, limbahnya dapat didaur ulang kembali ke dalam tanah.
Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru dari sistem perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan bahan kimia, pestisida atau pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-daun yang terjatuh memberikan nutrisi yang diperlukan agar bisa didaur ulang kembali ke dalam tanah. Setiap bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan dalam banyak cara dengan limbah yang tergolong sedikit. Setelah material dari bambu mencapai batas ketahanannya, limbahnya dapat didaur ulang kembali ke dalam tanah.
4. Bambu Mencegah Terjadinya Erosi
Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah atas akan mudah terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai yang sangat membahayakan satwa-satwa liar. Namun hal ini tidak berlaku bagi bambu, karena sistem perakaran bambu akan terus tumbuh bahkan setelah pemanenan. Tunas baru akan muncul dan akar bambu masih mampu menjaga kestabilan tanah dan mempertahankan nutrisi yang ada.
Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah atas akan mudah terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai yang sangat membahayakan satwa-satwa liar. Namun hal ini tidak berlaku bagi bambu, karena sistem perakaran bambu akan terus tumbuh bahkan setelah pemanenan. Tunas baru akan muncul dan akar bambu masih mampu menjaga kestabilan tanah dan mempertahankan nutrisi yang ada.
5. Bambu Dapat Tumbuh Dalam Berbagai Kondisi
Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
6. Fleksibilitas Bambu sebagai Material yang Kuat
Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik dari fakta alam. Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu … 28.000 PSI (ane g salah ngetik!). Bambu memiliki unsur intrinsik yang kuat dalam struktur molekulnya dan telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Bambu dapat menggantikan penggunaan kayu untuk aplikasi apapun. Mulai dari lantai kayu, furnitur, peralatan, perkakas, frame sepeda, casing handphone dan lain-lain.
Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik dari fakta alam. Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu … 28.000 PSI (ane g salah ngetik!). Bambu memiliki unsur intrinsik yang kuat dalam struktur molekulnya dan telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Bambu dapat menggantikan penggunaan kayu untuk aplikasi apapun. Mulai dari lantai kayu, furnitur, peralatan, perkakas, frame sepeda, casing handphone dan lain-lain.
7. Bambu Ternyata Anti-Bakteri
Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun Bambu yang bertindak sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif untuk menghambat dan mencegah lebih dari 70% bakteri yang mencoba untuk tumbuh di atasnya, bisa dalam bentuk alami atau kain. Bambu tidak memerlukan pestisida atau pupuk kimia untuk pertumbuhan yang sehat. Sehingga tak heran bila bambu jarang terserang hama atau terinfeksi oleh patogen berkat hasil kerja dari Kun Bambu.
8. Bambu Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri yang menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia berbahaya dalam air. Bahkan banyak benda-benda disekitar kita seperti sol sepatu bambu, deodoran bambu, bambu seprai, linen bambu, kaus kaki bambu, kemeja bambu dan bahkan arang bambu dapat ditempatkan dalam tas olahraga Anda atau lemari. Arang bambu dapat menghilangkan kebutuhan akan aroma parfum kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak sedap. Pengharum bambu merupakan alternatif yang sangat bagus bagi orang-orang yang alergi terhadap aroma parfum kimia.
Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun Bambu yang bertindak sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif untuk menghambat dan mencegah lebih dari 70% bakteri yang mencoba untuk tumbuh di atasnya, bisa dalam bentuk alami atau kain. Bambu tidak memerlukan pestisida atau pupuk kimia untuk pertumbuhan yang sehat. Sehingga tak heran bila bambu jarang terserang hama atau terinfeksi oleh patogen berkat hasil kerja dari Kun Bambu.
8. Bambu Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri yang menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia berbahaya dalam air. Bahkan banyak benda-benda disekitar kita seperti sol sepatu bambu, deodoran bambu, bambu seprai, linen bambu, kaus kaki bambu, kemeja bambu dan bahkan arang bambu dapat ditempatkan dalam tas olahraga Anda atau lemari. Arang bambu dapat menghilangkan kebutuhan akan aroma parfum kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak sedap. Pengharum bambu merupakan alternatif yang sangat bagus bagi orang-orang yang alergi terhadap aroma parfum kimia.
9. Serat Bambu dapat Mempertahankan Suhu
Karakteristik isolasi dari serat bambu membuatnya sangat bermanfaat untuk mempertahankan suhu tubuh penggunanya. Kain dari serat bambu akan mendinginkan suhu tubuh orang yang memakainya ketika sedang terasa panas dan membuat orang-orang hangat ketika udara terasa dingin.
Karakteristik isolasi dari serat bambu membuatnya sangat bermanfaat untuk mempertahankan suhu tubuh penggunanya. Kain dari serat bambu akan mendinginkan suhu tubuh orang yang memakainya ketika sedang terasa panas dan membuat orang-orang hangat ketika udara terasa dingin.
10. Rebung sebagai Sumber Makanan Sehat
Rebung telah menjadi sumber makanan pokok selama ribuan tahun, terutama di Asia. Tunas bambu adalah bahan makanan yang rendah lemak, rendah kalori serta rendah kolesterol. Rebung juga merupakan sumber serat dan potasium yang sangat baik. Satu porsi rebung menyediakan 10% nutrisi dari asupan nutrisi harian yang disarankan. Kerenyahan rebung dapat dihidangkan dalam sup favorit Anda, salad atau sebagai pelengkap masakan utama Anda.
Rebung telah menjadi sumber makanan pokok selama ribuan tahun, terutama di Asia. Tunas bambu adalah bahan makanan yang rendah lemak, rendah kalori serta rendah kolesterol. Rebung juga merupakan sumber serat dan potasium yang sangat baik. Satu porsi rebung menyediakan 10% nutrisi dari asupan nutrisi harian yang disarankan. Kerenyahan rebung dapat dihidangkan dalam sup favorit Anda, salad atau sebagai pelengkap masakan utama Anda.
Alasan Tak Menanam Bambu di Halaman
di luar segala macam kegunaannya tersebut, bambu tetap saja sebaiknya
tidak menjadi salah satu tanaman yang Anda tanam di pekarangan. Kenapa?
- Salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Ini karena sistem akar rhizoma-nya yang unik. Bayangkan, dalam sehari, bambu dapat tumbuh sekitar 60 cm bahkan lebih, tergantung kondisi tanah dan kondisi iklim tempat ia ditanam. Hal inilah yang membuatnya tidak cocok untuk ditanam di kebun Anda. Sebab, ia bisa menyebar dengan cepat ke mana pun, bahkan hingga ke pekarangan tetangga Anda. Jelas, Anda tidak mau direpotkan oleh hal itu 'kan?
- Ancaman untuk keanekaragaman hayati. Kenapa? Ada banyak jenis bambu yang biasa menyerang tanaman asli dan merusaknya. Persoalannya masih sama, yaitu berkaitan dengan pertumbuhan tanaman bambu yang begitu cepat. Nah, cara-cara untuk menghambat perkembangan tanaman ini bisa dikatakan mahal dan sulit. Misalnya, Morgan Judy dari Clemson University Cooperative Extension menyarankan agar Anda menciptakan penghalang yang terbuat dari beton, logam, atau kayu setidaknya setebal sekitar 45 cm di sekitar bambu.
- Sulit dilenyapkan. Bambu sangat sulit untuk dicabut atau dilenyapkan dari lahan Anda. Bisa jadi memakan waktu hingga bertahun-tahun. Langkah paling awal untuk membersihkan pekarangan Anda dari tanaman bambu, yaitu menyingkirkan semua akar. Anda harus memotong dan menggali akar-akar tersebut sesering mungkin, tetapi butuh waktu bisa sampai 2 tahun untuk melenyapkan semua akar. Sebab, tunas bambu terus tumbuh jika Anda tidak telaten membersihkan semua akar.
- Butuh herbisida. Sayangnya, untuk bisa menyingkirkan tanaman bambu, Anda mau tidak mau akan membutuhkan herbisida. Herbisida adalah senyawa atau material yang biasa disebarkan pada lahan pertanian untuk memberantas tumbuhan tertentu. Nah, herbisida tidak baik untuk kebun yang mempertahankan konsep organik dan sejak semula menghindari penggunaan herbisida. Morgan Judy kembali menyarankan untuk memilih produk RoundUp Original, Quick Kill Grass and Weed Killer atau produk herbisida lain yang mengandung glyphosate. Produk-produk herbisida ini memiliki efek samping paling minim dan hanya membunuh tanaman-tanaman yang terkena semprotan langsung. Namun, sekali lagi, cara ini pun butuh waktu bertahun-tahun.
Bambu
pun memiliki kemampuan yang tinggi untuk meningkatkan kandungan air
dalam tanah serta mampu mengikat tanah untuk mencegah erosi. Menurut
hasil penelitian di Cina, hutan bambu dapat meningkatkan 240 % air
tanah dibandingkan dengan hutan pinus, sehingga banyak negara yang
menanam bambu untuk reboisasi hutan maupun sebagai konservasi lahan.
Bambu dalam Bidang Sosial
1. Bidang Budaya |
2. Bidang kesehatan |
|
Bambu dalam Bidang Estetika |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar