Minggu, 21 Oktober 2012

Cara Bayam Komatsuna di Sakai Bertahan dalam Segala Cuaca

 
Warga Sakai, Jepang, sangat menyukai bayam lokal mereka yang disebut komatsuna. Karena itu, sayuran bergizi tersebut harus ada dalam segala situasi dan kondisi cuaca. Bagaimana cara menyiasatinya?

Shimono, seorang pemilik perusahaan penanaman bayam komatsuna memiliki beberapa teknologi khusus untuk membuat produknya terus mengalir di pasaran. Mulai dari proses penanaman hingga panen.

Pertama, Shimono menutupi lahan 15.000 meter persegi miliknya dengan ratusan green house atau rumah hijau beratap transparan. Green house itu sudah dilengkapi dengan teknologi sensor pengatur temperatur cuaca, saluran air otomatis, dan jala anti-hama.

Sensor pengatur temperatur dia tempatkan di atap. Bila suhu green house mulai turun, maka atap akan terbuka dan menyesuaikan sinar matahari agar pas dengan kebutuhan tanaman. Namun bila suhu terasa naik, maka atap itu secara otomatis juga akan bergerak.

"Suhu ideal untuk bayam komatsuna adalah 25 derajat celcius," kata Shimono.

Di luar green house, Shimono juga menggunakan jala khusus untuk mencegah agar rumput tak tumbuh. Menurut dia, bila sekitar area ditumbuhi rumput, maka bisa mengundang munculnya hama atau serangga.

Sementara di bagian atas green house, Shimono memasang tali senar piano transparan yang berguna untuk mengusir burung gagak atau burung lainnya dari area perkebunan.

"Kami berusaha menghindari pestisida untuk mencegah hama supaya sayurannya lebih bersih dan aman bagi konsumen," imbuhnya.

Untuk tanah, Shimono tak mau menggunakan tanah asli Sakai. Dia mendatangkan pasir laut dari perfektur Saga di Jepang. Lalu di lapisan bawahnya ada batuan yang dilapisi saluran air.

"Jadi banyak lapisan-lapisan, tanahnya pun jadi bernutrisi," jelasnya.

Shimono juga tak mau menggunakan pupuk buatan. Dia memilih kompos sebagai 'vitamin' bagi tanamannya. Komposnya terdiri pupuk limbah ikan dan sabut kelapa dari Sri Lanka.

Dengan semua teknologi ini, Shimono bisa terus memanen bayam di segala cuaca. Di musim panas dia bisa sudah bisa memanen sayuran dalam waktu sebulan, sementara di musim dingin dua bulan.

"Produk kami tersebar di supermarket kota Sakai dan kantin-kantin sekolah.Sayuran ini bagus karena banyak vitamin dan kalsium," terang Shimono yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 35 tahun lalu.

(mad/fjr)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...