Otak Manusia
Otak
disusun oleh 100.000.000.000 (100 miliar) neuron dan 100.000.000.000.000
(100 triliun) sel pendukung (sel gila). Jumlah yang sangat spektakuler
ini (mungkin melebihi jumlah galaksi di alam semesta) membentuk
gumpalan-gumpalan otak. Hasil interaksinya atau sirkuitnya membentuk
pikiran, pengalaman dan pribadi manusia, walaupun tetap ada
faktor-faktor nonfisik atau nonlinear. Kegiatan berpikir dan merasa
dalam diri manusia, yang kemudian membentuk kesadaran dan pribadinya,
dinisbahkan pada sel-sel saraf ini.
Dalam
satu kepala manusia ada dua otak (otak kiri dan otak kanan), dan karena
itu, ada dua pikiran (rasional dan intuitif). Otak kiri berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan rasional, analitis, bahasa, dan matematis. Sedangkan
otak kanan banyak berisi struktur yang mengatur urusan emosi, musik dan
intuisi. Otak kiri dan kanan bekerja secara berbeda. Siapa yang mengenal
dan memanfaatkan kekhususan itu akan mendapatkan keuntungan yang sangat
bermakna.
10 Jenis Kecerdasan
Dalam Neurosains (ilmu tentang otak), ada sepuluh macam kecerdasan.
Pertama, kecerdasan verbal.
Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu mengolah kata dengan sangat
hebat. Orang-orang seperti Rowling (penulis novel Harry Potter), Tolkiens (penulis novel Lord of The Ring) serta Dan Brown (penulis novel The Davinci Code) termasuk di dalamnya.
Kedua, kecerdasan musikal.
Idris Sardi (pemain biola) dan Jaya Suprana (pianis), seperti memiliki
otak pada kepala dan jari sekaligus. Mereka memainkan biola dan tuts
piano seolah tanpa bepikir karena “otak” mereka telah
berpindah ke jarinya. Penyanyi serbabisa Hetty Koes Endang memiliki
telinga dan otak yang peka terhadap bunyi dan nada. Telinga mereka tajam
untuk membedakan bunyi serumit apapun.
Kamu tahu
penari Sardono Kusumo (satu-satunya professor di Indonesia lulusan
SMA), pebulu tangkis Rudi Hartono, serta pemain sepak bola Iswandi
Idris? Mereka adalah manusia yang memiliki kemampuan olah fisik yang
hebat. Semua bagian tubuh mereka yang luwes, cekatan, tapi mantap
menjadi alat yang menampilkan kegeniusan. Orang-orang seperti ini
memiliki kecerdasan kinestetik yang bagus.
Para arsitek, perancang busana, fotografer dan pilot memiliki kemampuan mental imaging yang
bagus, mampu membuat visualisasi spasial yang terperinci dari semua
yang diamati, mengolah gambar sedetail mungkin serta mampu mereproduksi
semua yang mereka lihat. Kemampuan yang disebut kecerdasan spasial.
Seseorang
yang memiliki keunggulan dalam menghitung, menalar, membuat
rasionalisasi, dan berpikir runtut, seperti seorang akuntan, programmer
kompuer, atau peneliti yang piawai dalam hal angka dan logika, berarti
orang-orang seperti ini memiliki kecerdasan logis-matematis yang bagus
Kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan membangun komunikasi antar personal, membangun kerja sama
sehingga mudah diterima dalam suatu kelompok. Orang seperti ini dapat
memahami jalan pikiran dan kemauan orang lain dengan sangat mudah.
Mereka adalah diplomat, pekerja humas, dan pengusaha.
Jika kamu cenderung menjadi perenung, suka mencari sesuatu di dalam diri, pintar
mengolah jiwa, lebih menyukai hubungan yang intens dengan Sang
Pencipta, suka bekerja sendiri, memilih tempat yang sunyi untuk
melakukan sesuatu, dan mengolah semua hal dengan berorientasi pada diri
sendiri, berarti kamu memiliki kecerdasan interpersonal. Orang yang seperti ini antara lain filosof (filsuf), teolog, mistikus, atau sejenisnya.
Tiga kecerdasan lainnya yaitu kecerdasan natural, kecerdasan eksistensial, dan kecerdasan spiritual.
Apapun
yang diketemukan mengenai sepuluh macam kecerdasan ini, ketahuilah
bahwa kita semua unik. Yang Maha Esa memberikan otak yang spesial kepada
setiap orang.
Otak Einstein
Albert
Einstein, bagian parental bawah pada otak kirinya berkembang sangat
baik, dan memiliki kemampuan pemetaan ruang (spasial) yang baik.
Perkembangan bagian parental bawah pada otak kiri Einstein ini 15% lebih
besar dibandingkan dengan orang lain (Einstein sengaja menyumbangkan
otaknya kepada ilmuan untuk diteliti demi kemajuan ilmu pengetahuan).
Selain itu Einstein juga memiliki kecerdasan logis-metematis dan
kecerdasan musik.
Jadi…
Fakta-fakta
diatas menunjukkan bahwa otak manusia menyediakan keunggulan pada
tiap-tiap orang. Kita sering mendapati ada orang yang unggul
dibidang-bidang tertentu, padahal di lingkungannya bidang-bidang
tertentu itu kurang mendapatkan perhatian atau tidak tersedia suasana
yang wajar dan mendukung. Oleh Sang Pencipta, otak manusia telah ditata
sedemikian rupa sehingga menjadi alat yang canggih bagi manusia.
Apakah kita bisa menjadi secerdas Einstein? Jawabannya, tidak semua orang bisa memiliki kemampuan seperti Einstein, ini dikarenakan dominansi otak setiap manusia berbeda. Kita hanya dituntut untuk bisa me-manage potensi-potensi luar biasa yang ada pada diri kita masing-masing.
Setiap
manusia memiliki dominansi otak dengan tipe kecerdasan yang
berbeda-beda. Tugas kita adalah cerdas menggali potensi otak kita,
tangkas melatihnya, cermat mencari jalan pengembangannya, dan lebih dari
itu, menjadikan sebagai kekuatan kita untuk sukses. Tak ada yang
menentukan kesuksesan kita selain kita sendiri—meski sekolah sekalipun.
Jika kamu merasa kurang beruntung di sekolah/perguruan tinggi, yakinlah
bahwa potensi otak kamu mungkin tidak bisa dinilai oleh sistem penilaian
di tempat itu.
Karena
itu, kita dituntut untuk mengetahui potensi yang kita miliki, dan
meraih kesuksesan dengan berkarya. Jadi, mulai dari sekarang, kenalilah
isi otakmu, mulailah berkarya, lakukan sesuatu yang baru dan bermanfaat,
mulai dari sekarang, jangan menunda untuk memulainya dihari esok, atau
lusa, atau tahun depan, kata pepatah “jangan selalu menunggu hari senin”
sumber: http://amdefi.wordpress.com/kisah-inspiratif-bermakna/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar