Surat resmi atau
disebut juga surat dinas adalah surat yang ditulis untuk keperluan
komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain atau antar organisasi.
Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah
sehingga surat ini disebut juga surat jabatan.
Dalam penulisan surat resmi, bahasa yang digunakan adalah format surat dan ragam bahasa yang dibakukan. Hal tersebut dilakukan agar isi surat tidak menimbulkan salah tafsir, mengingat surat merupakan bentuk komunikasi tertulis, yang sangat mungkin untuk menimbulkan salahtafsir.
Surat resmi memiliki bagian-bagian yang tetap, yaitu
1.
Kepala surat
Kepala surat yang ditulis lengkap memuat informasi
yang terdiri atas
1.
nama instansi,
2.
alamat lengkap,
3.
nomor telepon,
4.
nomor kotak pos, dan
5.
lambang atau logo.
Dalam penulisan kepala surat hal-hal
berikut perlu diperhatikan.
· Nama instansi tidak disingkat,
misalnya Osis, tetapi Organisasi Sekolah Intra Sekolah
· Kata jalan tidak disingkat
dengan Jl. atau Jln., tetapiJalan
· dengan J kapital.
· Kata telepon hendaknya ditulis
dengan cermat, telepon; bukan tilpun, telpun, dan
tidak disingkat menjadi Telp atauTlp.
· Kata kotak pos hendaklah
ditulis dengan cermat, yaituKotak Pos; jangan disingkat menjadi Kotpos.
Jangan pula kamu gunakan P.O. Box atau Post Office Box.
· Kata telepon dan kotak pos diikuti
oleh nomor tanpa diantarai dengan tanda titik dua (:), sedangkan
nomor-nomor yang mengikutinya ditulis dengan tanpa tanda titik atau spasi pada
setiap hitungan tiga angka karena bukan merupakan
2.
Tanggal penulisan surat
Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu tanggal ditulis
dengan angka, bulan ditulis dengan huruf yang diawali huruf kapital, dan tahun
ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota, karena nama
kota sudah ada pada kepala surat. Setelah tanggal tidak ada tanda baca.
Berikut contoh penulisan tanggal yang salah
Surabaya : 16
Januari 2008
Surabaya, 16
Januari 2008
16 -01-2008
16 Jan 2008
3.
Nomor, lampiran, dan hal surat
Kata nomor,
lampiran, dan hal ditulis
dengan diawali huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik dua (:) yang
ditulis secara estetik sesuai dengan panjang ketiga kata tersebut.
Kata nomor dan lampiran dapat disingkat secara taat asas denganNo. dan Lamp.
Penulisan Nomor Yang Salah
|
Penulisan Nomor Yang Benar
|
Nomer: 110/U/OSIS/2007,-
|
Nomor: 110/U/OSIS/2007
|
No: 110/U/OSIS/2007,
|
No: 110 / U /OSIS / 2007
|
Nomor: 110/U/OSIS/2007
|
Nomor: 110.U.OSIS.2007
|
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti
tanda titik dua (:) dan disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang
ditulis dengan huruf, bukan dengan angka, dan tidak diakhiri dengan tanda baca.
Awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Penulisan Lampiran Yang TIDAK Dianjurkan
|
Penulisan Lampiran Yang dianjurkan
|
Lampiran: 1 berkas
|
Lampiran: Satu berkas
|
Lamp: 1 (Satu) berkas
|
Lamp: Satu berkas
|
Kata hal diikuti oleh tanda titik dua dan disertai dengan pokok
surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak
diakhiri tanda baca. Pokok surat hendaknya dapat menggambarkan pesan yang ada
pada isi surat.
Penulisan Hal Yang Tidak Dianjurkan
|
Penulisan Hal Yang dianjurkan
|
Hal : Permohonan Izin mengadakan studi banding
|
Hal : Permohonan izin
|
Hal : Perpanjangan Izin Penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa
2008
|
Hal : Perpanjangan izin penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa 2008
|
Hal : Petunjuk Pembinaan Desa
Tertinggal
|
Hal : Petunjuk pembinaan desa tertinggal
|
4.
Alamat tujuan
Dalam menuliskan alamat surat, hal-hal berikut perlu
diperhatikan.
· Penulisan nama penerima surat harus
cermat dan lengkap sesuai dengan kebiasaan si pemilik nama menulis namanya.
· Nama diri penerima surat ditulis
dengan huruf kapital pada awal setiap unsurnya, bukan huruf kapital semua.
· Penulisan alamat surat juga harus
cermat, lengkap, dan informatif.
· Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup ditulis Yth. Dengan
huruf awal huruf kapital disertai dengan tanda titik. Penggunaan kata kepadasebelum
nama diri tidak diperlukan karena kepada merupakan kata penghubung antar bagian kalimat yang
menyatakan arah. Alamat pengirim juga tidak perlu memakai kata dari yang
menyatakan asal.
· Kata Saudara ditulis dengan
disingkat, Sdr., sedangkan kata Bapak dan Ibu ditulis
lengkap, tanpa disingkat.
· Jika nama orang yang dituju bergelar
akademik sebelum namanya, seperti Dr., dr., atau Drs., atau memiliki pangkat seperti kolonel atau kapten, kata
sapaan Bapak, Ibu, Sdrtidak digunakan.
· Jika yang dituju nama jabatan
seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak berhimpit dengan gelar,
pangkat, atau jabatan.
· Kata jalan pada alamat surat
tidak disingkat. Alamat yang lebih sempit dengan alamat yang lebih luas
tingkatannya diantarai dengan tanda koma.
· Nama alamat yang dituju hendaklah
nama orang yang disertai dengan nama jabatannya, atau nama jabatannya saja, dan
bukan nama instansinya.
Salam pembuka dan penutup
Contoh salam pembuka adalah sebagai
berikut:
Salam sejahtera,
Saudara…,
Ibu… yang terhormat,
Di samping itu ada salam yang bersifat khusus,
Assalaamu’alaikum W.W.,
Salam Pramuka,
Salam Perjuangan,
Merdeka,
Salam penutup yang lazim adalah
sebagai berikut.
Hormat saya,
Hormat kami,
Salam takzim,
Wassalam,
6.
Isi surat (tubuh surat)
Secara garis besar, isi surat dapat dikelompokkan
menjadi bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
Contoh bagian pembuka
a. Pada tanggal 5 Februari 2007 kami
akan menyelenggarakan lomba pembacaan puisi. Tujuan lomba adalah ….
b. Pernyataan Saudara yang tertera pada
surat Saudara tanggal 25 Januari 2007, No. 29/Pr./H/I/2007 akan kami jawab
sebagai berikut.
Contoh bagian penutup
a. Atas perhatian Saudara kami sampaikan
terima kasih.
b. Demikian permohonan kami. Atas
perhatian dan perkenan Bapak, kami menyampaikan terima kasih.
Contoh penulisan paragraf penutup
yang tidak dianjurkan:
1. Atas perhatiannya, diucapkan terima
kasih.
2. Demikian harap maklum.
3. Demikian, atas perhatian dan
kerjasamanya, dihaturkan beribu-ribu terima kasih.
7.
Pengirim surat (tanda tangan, nama
terang, dan jabatan)
Penulisan pengirim surat perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
· Nama tidak perlu ditulis dengan huruf
kapital seluruhnya, cukup ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama tiap
unsurnya.
· Nama tidak perlu diberi tanda kurung,
digarisbawahi, dan tidak perlu diakhiri dengan tanda baca.
Contoh penulisan nama pengirim surat.
Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
|
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
|
KEPADA
Yth. Bpak. Drs. Sukoco Joyonegoro Kepala Biro
Tata Usaha
Kantor Pemda Tingkat I Jatim
Jln. Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
2. Deby Sukamdani Ketua OSIS
KETUA OSIS
|
Yth. Bapak Sukoco Joyonegoro Kepala Biro
Tata Usaha Pemerintah Propinsi Jawa Timur
Jalan Pahlawan 2 Surabaya
2. Deby Sukamdani Ketua OSIS
|
8.
Tembusan (jika diperlukan)
Ketentuan penulisan tembusan adalah
sebagai berikut:
· Jika tembusan lebih dari satu,
diberikan nomor urut tembusan.
· Pihak yang diberi tembusan hendaknya
nama jabatan atau nama orang, bukan nama instansi.
· Dalam tembusan tidak perlu diberikan Kepada Yth atau Yth.
· Dalam tembusan tidak perlu ada
ungkapan, untuk laporan, untuk diperhatikan, untuk bahan pertimbangan,
atau ungkapan lain yang mengikat.
· Dalam tembusan tidak perlu ada
ungkapan arsip ataupertinggal karena setiap surat resmi pasti ada tembusan.
Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
|
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
|
Tembusan
1. Kepala Sekolah sebagai laporan.
2. Pembina OSIS sebagai pertimbangan.
3. Ketua OSIS sebagai bahan pertanggungjawaban.
|
Tembusan
1. Kepala Sekolah
2. Pembina OSIS
3. Ketua OSIS
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar