Senin, 12 Maret 2012

Itik, Kupu-kupu, dan Ikan

Itik Berkepala Hijau
Berbicara tentang itik, kalian mungkin akan ingat betapa manisnya anak-anak itik berbaris berlenggak-lenggok mengikuti induk mereka.

Itik mempunyai dua cara untuk mencari makan. Saat berenang, tanpa menyelam ke dalam air, beberapa di antaranya memakan serangga dan tumbuh-tumbuhan. Kalian akan sering melihat mereka mencari makan dengan kepala dan separo badannya di dalam air. Sementara itu, beberapa jenis bebek mencari makanan dengan menyelam di dalam air. Kaki mereka yang berselaput dan lebar membantunya saat menyelam tetapi tidak nyaman untuk berjalan di daratan. Itulah mengapa mereka hanya meninggalkan air sesekali saja kecuali di musim kawin .


Unggas air seperti bebek mempunyai udara di tubuhnya. Inilah mengapa mereka dapat terapung di atas permukaan air. Dalam tubuh bebek ada kantong air yang terlihat seperti balon-balon kecil. Ketika kantong-kantong itu terisi udara, mereka membantu bebek terapung. Saat bebek ingin menyelam, mereka memompa udara tersebut keluar dari kantong dan dengan mudah menyelam dalam air karena lebih sedikit udara yang tertinggal di dalam tubuhnya.

Selain itu, kebanyakan unggas air adalah perenang yang baik. Kakinya yang berselaput adalah salah satu alasannya. Saat mereka mendorong ke belakang salah satu kakinya, selaput ini melebar untuk memberikan tenaga dorong yang lebih baik. Tentunya bukanlah kebetulan jika semua ciri yang dibutuhkan agar dapat berenang dengan baik ada pada unggas air. Semua keistimewaan tersebut telah diberikan oleh Allah, Pencipta semua makhluk hidup, kepada unggas air.

Itik jantan mempunyai bulu yang lebih menyolok daripada itik betina. Bagi itik betina ini merupakan keuntungan tersendiri:

Selama mengerami telurnya, pemangsa sulit menemukannya berkat warna bulu yang tidak menyolok. Warnanya yang pucat sangat cocok untuk menyamarkan diri, itik betina sulit dicari walaupun pada jarak yang sangat dekat. Sementara itu, bulu-bulu menyolok itik jantan menarik perhatian pemangsa kepadanya.
Ketika pemangsa datang mendekati sarang, itik jantan mengepakkan sayapnya dan mengeluarkan suara-suara keras, berusaha mengusir pemangsa agar menjauh dari sarangnnya.

Itik dewasa, yang berkeliling secara berkelompok, kadang-kadang mengasuh anak-anaknya. Bebek jantan tidak ikut mengerami telur. Hanya beberapa jam setelah menetas, anak bebek sudah mulai berenang dan makan sendiri. Bebek-bebek kecil tersebut sudah tahu bagaimana mencari makan dan mempertahankan diri dengan petunjuk dari Allah.


Bayangkan diri kalian sendiri. Apa yang akan terjadi jika kalian dibiarkan di dalam air saat baru lahir? Pastilah secepatnya kalian akan mati lemas karena menelan air. Tapi karena Tuhan telah menganugerahkan kemampuan berenang setelah lahir pada anak-anak itik tersebut, maka mereka tidak tenggelam.

Tahukah kalian bahwa itik dapat terbang dengan kecepatan 50 km per jam? Tahukah juga kalian bahwa mereka menghindari binatang buas dengan selalu merubah arah? Baiklah, dapatkah seseorang menjelaskan bagaimana itik tahu harus merubah arahnya? Tentu saja, seperti keistimewaan-keistimewaan lainnya, itu adalah pengetahuan yang Allah berikan kepada itik tersebut.




Kupu-kupu: Keajaiban Warna-warni
Tahukah kalian bahwa kupu-kupu tidak mempunyai sayap ketika mereka dilahirkan?

Benar sekali! Kupu-kupu lahir tanpa sayap. Mereka harus melalui beberapa tahap untuk menjadi kupu-kupu yang kalian saksikan jika pergi ke pedesaan atau taman. Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai masa hidup satu sampai dua bulan sementara yang lain hanya hidup sekitar 24 jam. Kupu-kupu keluar dari telur sebagai ulat kecil. Segera, mereka tumbuh menjadi ulat yang lucu dan memulai tahap kedua dari kehidupan kupu-kupu.

Tubuh ulat terbagai dalam 14 – 15 benjolan. Ia juga mempunyai mata kecil di kepalanya, dan rahang untuk mengunyah. Pada bagian depan tubuhnya terdapat delapan kaki. Ketika masih berupa ulat, kupu-kupu tidak punya sayap dan sungutnya sangat pendek. Sementara itu kelenjar ludahnya mengeluarkan semacam benang.
Ulat tidak bertambah panjang saat tumbuh, hanya beratnya yang bertambah. Untuk itu, ulat perlahan-lahan mengelupas kulitnya dan menggantinya dengan kulit yang lebih pas dengan tubuhnya yang membesar. Ulat merupakan makanan yang lezat bagi burung pemakan serangga. Oleh karena itulah Allah telah mengajari ulat berbagai cara pertahanan diri. Saat menegakkan badan, beberapa di antaranya mirip dengan ranting, ada yang menyamarkan diri dengan diam pada daun yang sewarna dengan tubuhnya, sementara yang lain berpura-pura mati. Cara-cara pertahanan diri tersebut sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka. Berkat hal tersebut, mereka tetap hidup dan tumbuh menjadi kupu-kupu.
Ketika tumbuh menjadi kupu-kupu, cara penyamaran seperti itu masih mereka lakukan. Kupu-kupu hidup di daerah yang sesuai dengan warna tubuhnya.Tapi bagaimana kupu-kupu tersebut mengetahui bahwa warna mereka sesuai dengan lingkungannya? Bukankah mereka tidak bisa melihat diri mereka sendiri? Bagaimana mereka yakin bahwa mereka aman? Tentu saja, mereka tidak dapat melihat dan yakin akan itu semua. Allah, penciptanya, telah meletakkan kupu-kupu di tempat yang paling sesuai untuk dapat hidup dengan aman.
Allah adalah “Pengasih” dan “Pelindung”, dan sebagai perwujudan dari nama-nama itu, Ia memberikan berbagai kemampuan pada makhluk-Nya agar dapat melindungi diri dari bahaya. Jika tidak, kupu-kupu tidak akan pernah berpikir bahwa mereka harus melindungi dirinya. Akibatnya, mereka tidak akan pernah mempunyai cara pertahanan diri seperti dengan penyamaran. Dia yang telah menciptakan cara-cara tersebut sehingga membuat hidup menjadi mudah adalah Allah, pencipta langit dan bumi ini serta semua di antara keduanya.
Ulat, yang tumbuh di bawah perlindungan cara pertahanan diri yang diajarkan oleh, akhirnya mencapai tahap ke tiga dalam kehidupannya. Pada tahap ini, ia mengisi perut sebanyak-banyaknya dengan dedaunan sampai seperti akan pecah. Kemudian, ulat mengurung diri dalam sebuah kantung dan mulai bermetamorfosis.
Kulit keras yang terbentuk membungkus tubuh ulat pada tahap ini disebut sebagai “kepompong”. Di dalamnya, ia tinggal dan tidak makan apapun. Pada tahap ini, ia menggunakan tenaga dari dedaunan yang telah dimakannya saat masih berupa ulat. Kepompong ini menempel pada daun, batu atau dahan pohon. Jika kalian menemukannya, perhatikanlah, karena, saat kalian memperhatikan ulat dalam kepompong itu, kalian dapat melihat bakal sungut dan anggota badan lain yang akan terbentuk saat menjadi kupu-kupu.
Setelah kira-kira sepuluh hari, dengan merobeknya dalam beberapa menit, kupu-kupu muncul dari dalam kepompong tersebut.

Pada saat itu, sayap kupu-kupu belum mencapai ukuran yang normal. Pada tahap keempat ini, untuk meregangkan sayapnya itu, kupu-kupu mengisi pembuluh pada sayapnya dengan cairan tubuhnya. Saat sayap tersebut telah kering, seketika itu juga ia mulai terbang tanpa berlatih. Sayap tersebut juga membantunya bernafas.

Seperti kalian lihat, bahkan seekor kupu-kupu kecil adalah satu keajaiban besar yang diciptakan oleh Allah. Para peneliti telah melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana seekor ulat memutuskan untuk berubah menjadi kupu-kupu?” Metamorfosis ini hanya terjadi karena Tuhan kita menginginkan hal itu. Allah memperlihatkan kepada kita betapa beraneka ciptaan yang dapat Ia buat, dan betapa menakjubkan cara yang Dia tetapkan untuk merubahnya.
Keistimewaan lainnya adalah sayap kupu-kupu tertutup dengan sisik-sisik lembut. Sayap tersebut terdiri atas sisik-sisik yang tersusun satu di atas yang lain. Bagaimana menurut kalian hal tersebut bisa terjadi?
Apakah sisik tersebut bergabung bersama secara kebetulan dan membentuk sayap dengan begitu sempurna?
Apakah sisik-sisik tersebut secara tiba-tiba bersatu untuk membentuk sebuah sayap?
Apakah kupu-kupu sendiri yang menempelkan sisik-sisik tersebut untuk membentuk sayap? Apakah kupu-kupu sendiri yang melekatkan sayap itu dipunggungnya?
Kupu-kupu tidak dapat melihat punggungnya. Tapi dia mempunyai pola simetris yang sempurna di punggungnya yang tidak pernah ia lihat. Sisik-sisik itu disusun sedemikian rapi sehingga pola di kedua sayap tersebut benar-benar sama. Jika kalian mengukur pola-pola itu dengan penggaris, kalian akan melihat bahwa ukurannya sama persis.
Semua ini menunjukkan keahlian, luasnya pengetahuan, dan tak terbatasnya kekuatan Tuhan kita. Setelah melihat ini semua, kita seharusnya mengambil hikmah dari mereka dan tunduk kepada-Nya.


Penghuni Lautan: Ikan
Rumah tempat kita tinggal, sekolah yang kita datangi, jalan yang kita lewati, taman tempat kita bermain, udara yang kita hirup semuanya termasuk dalam dunia manusia. Namun, ada juga dunia lain yang kita tidak terbiasa dengannya. Kita tahu keberadaan dunia lain tersebut dan menyaksikannya di TV. Ada juga dunia hewan dan dunia tumbuhan di bumi ini. Binatang dan tumbuhan ini tak mempunyai gambaran tentang dunia kita. Kita tidak bisa hidup di dunia mereka, sebaliknya mereka juga tak akan dapat hidup di dunia kita. Kita bahkan tidak dapat menarik nafas sekalipun di dunia itu.

Dunia lain yang kita bicarakan tersebut adalah dunia bawah air tempat ikan-ikan hidup. Tapi ada yang perlu kita ingat. Ikan bukan satu-satunya makhluk hidup yang menghuni dunia bawah air tersebut. Dunia bawah air merupakan tempat reptil, serangga dan tanaman serta tempat tinggal dari jutaan jenis makhluk lainnya. Makhluk yang hidup di dunia air ini mempunyai cara tersendiri yang khas dalam hal makan, bernafas dan tidur.

Sistim pernafasan pada ikan berbeda dengan makhluk hidup yang lain. Sebagai ganti hidung ikan mempunyai insang. Dengan memakai insang ini, mereka dapat menghirup oksigen di dalam air. Air yang terus menerus dihisap melalui mulut dilewatkan pada lekuk-lekuk insangnya. Sementara itu, pembuluh kapiler pada insang menyerap oksigen yang terlarut dalam air dan melepaskan karbondioksida dari badannya ke air. Kebanyakan ikan mempunyai lubang hidup tapi tidak digunakan untuk bernafas. Hidung terbuka membuat kantung kecil, yang dengannya ikan mengenali bau air yang memenuhi kantung itu. Sebagai contoh ikan hiu, mereka menemukan mangsanya melalui baunya.

Ikan tidak mempunyai kelopak mata seperti manusia. Ia melihat sekitarnya melalui tirai tembus pandang yang menutupi matanya. Tirai ini bagaikan kacamata para penyelam. Karena ikan perlu melihat benda-benda yang sangat dekat dengannya, mata ikan telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Bentuk mata ikan yang bulat dan keras telah dibuat untuk melihat benda yang sangat dekat. Ketika mereka ingin melihat benda yang terletak pada jarak jauh, lensa matanya ditarik ke belakang melalui mekanisme khusus otot matanya.

Selain mempunyai lima indera dasar yakni pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan perasa, ia juga dapat mengetahui keadaan di sekelilingnya melalui ‘gurat sisinya’. Syaraf sensitif yang berada di sepanjang gurat sisi tersebut dapat mengetahui ukuran dan arah benda yang dilewatinya. Melalui cara ini ikan gua yang buta dapat bergerak dengan mudah di kegelapan. Sistem ini bagaikan sistem pada radar atau sonar bawah air.

Lebih jauh lagi, banyak jenis ikan yang mempunyai kantung berisi udara yang panjang dan bulat seperti balon dalam rongga perut mereka. Ikan tersebut menggunakannya untuk menjaga keseimbangan dalam air.

Berbagai jenis ikan yang diciptakan oleh Allah membuat kagum manusia dengan warna dan gerakannya yang indah. Kalian akan jarang menemukan warna-warna terang seperti yang terlihat pada berabagai jenis ikan pada binatang lainnya.

Kalian mungkin telah biasa dengan beberapa penjelasan sebelumnya. Tapi di sini ada hal-hal lain mengenai ikan yang akan membuatmu kagum.

Ikan-ikan yang besar biasanya membutuhkan ikan-ikan kecil untuk membersihkan dirinya dari parasit dan sisa-sisa makanan. Kadangkala, ikan-ikan kecil tersebut masuk ke dalam mulut ikan yang lebih besar tanpa merasa takut. Mereka membersihkan gigi-gigi dan insangnya, sebuah pelayanan yang karenanya si ikan besar tidak akan memakan mereka.
Baiklah, bagaimana ikan-ikan kecil tersebut yakin bahwa ikan yang dibersihkannya tidak akan menelannya secara tiba-tiba? Bagaimana ikan yang besar tahu bahwa ikan-ikan pembersih tersebut tidak akan mencelakakannya? Bagaimana mereka saling mempercayai? Seolah-olah mereka telah mempunyai persetujuan. Anggaplah ada persetujuan seperti itu, bagaimana ikan yang kecil yakin si ikan besar tidak akan melanggar persetujuan tersebut dan memakannya, saat mereka melakukan tugasnya.

Pada kenyataannya ikan-ikan kecil tersebut selalu mudah untuk diserang oleh ikan yang besar. Tapi Allah telah mengilhami keduanya untuk saling membutuhkan, ikan besar tak akan mencelakai ikan kecil sebaliknya ikan kecil tak merasa takut terhadap yang lebih besar. Ikan yang besar menjadi bersih sementara ikan-ikan kecil memperoleh makan dari parasit-parasit ikan besar. Allah telah mengilhami mereka, sehingga keduanya hidup dalam keselarasan dan kerjasama.


 
sumber: http://www.hyahya.org/indo/anak/pesonaalamsatwa10.html#31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...