Senin, 12 Maret 2012

Rusa, Koala, dan Kangguru

Rusa: Terkenal Dengan Tanduknya
Pernahkah kalian menyentuh binatang bertanduk? Jika kalian pernah melakukannya, kalian pasti sangat kagum, karena tanduk yang muncul dari binatang berbulu, berkulit lembut ternyata keras seperti batu. Kalian dapat membandingkan tanduk dengan kukumu. Kuku keras yang muncul dari kulit halusmu tumbuh dengan cantiknya dan sungguh mengagumkan bagimu. Pertumbuhan tanduk binatang mirip dengan pertumbuhan kuku, namun lebih tebal, lebih keras, dan lebih besar.
Kecuali rusa kutub, umumnya hanya rusa jantan yang memilki tanduk. Saat musim kawin tiba, tanduk-tanduk ini tanggal, dan diperbaharui oleh tanduk lain yang tumbuh dari bawahnya.

Ketika tumbuh, tanduk tertutup oleh lapisan kulit tipis seperti beludru. Saat tanduk tumbuh sempurna, uratnya terputus sehingga tidak dapat lagi memberi makan bagi lapisan kulit tersebut. Pada tahap ini, rusa menggarut kulitnya dengan menggosokkan tanduknya pada benda keras sehingga struktur tulang mucul. Setelah berumur enam tahun, tanduknya telah tumbuh sempurna. Setelah itu, tanduk rusa perlahan-lahan rusak. Panjang, bentuk dan jumlah cabang tanduk rusa berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Barangkali kalian bertanya, “Mengapa rusa memiliki tanduk?” tanduk merupakan senjata penting bagi rusa. Dengan tanduknya mereka menjaga diri dari serangan musuh. Kadang-kadang hanya melihat tanduknya seekor pemangsa akan meninggalkan rusa seorang diri.

Rusa merah jantan membuat suatu batas di sekeliling wilayahnya dengan melumurkan zat yang berasal dari kelenjar baunya. Dalam wilayah ini, ia membentuk kawanan yang terdiri atas rusa betina. Ia menjaga kawanannya dari musuh dengan tanduknya. Jika ada makhluk asing masuk ke wilayahnya, ia mendorongnya keluar dengan aumannya atau menyeruduknya dengan tanduk.
Allah telah menciptakan binatang-binatang ini dengan tanduk di kepalanya, karena itu mereka dapat melindungi diri dan kawan-kawannya. Jika Allah tak memberikan tanduk padanya, binatang ini akan lemah dan tak berdaya menghadapi musuh-musuhnya. Rusa jantan tak akan dapat melindungi betinanya dan dengan demikian kawanannya akan tercerai berai. Mereka tak akan memiliki senjata untuk melawan binatang buas.

Barangkali ada beberapa orang berpikir, “aku menginginkan binatang memiliki struktur bercabang, keras dan seperti tulang di atas kepalanya agar mereka mampu melindungi dirinya sendiri.” Jika ada yang berkeinginan seperti itu, mereka tak akan mampu mewujudkan keinginan tersebut. Hanya Allah-lah, yang menciptakan makhluk-makhluk dengan begitu cantiknya, yang melengkapi rusa dan binatang-binatang lainnya dengan mekanisme pertahanan diri yang sesuai dengan keperluan mereka.
Dalam Alqur’an, Allah mengingatkan kita tentang kenyataan ini:
Katakanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui? (Surat Al Mu’minuun: 88)
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut, pelindung dan penjaga segala makhluk adalah Allah sendiri.
… Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu (Surat Saba’: 21)


Kangguru dan Kantongnya
Barangkali kalian bertanya, “Mungkinkah binatang memiliki kantong?” Ternyata, kangguru memiliki kantong pada perutnya, tempat bayi kangguru makan dan berlindung selama mereka tumbuh.
Pemandangan bayi kangguru yang kepalanya muncul dari kantong induknya membangkitkan rasa sayang dalam diri kita. Bayi ini, keluar dari rahim induknya ketika baru satu sentimeter panjangnya – itu sebelum ia tumbuh sempurna- dan mencapai kantong ibunya setelah tiga menit perjalanan.

Terdapat empat macam puting dalam kantong induk kangguru. Bayi kangguru yang baru lahir mengisap puting yang berisi susu dengan suhu dan jumlah lemak yang tepat bagi bayi baru lahir. Tiga puting lainnya berisi air susu yang dibutuhkan oleh bayi kangguru yang lebih tua. Dalam beberapa minggu, bayi kangguru tersebut berhenti mengisap putingnya dan mengisap puting lain yang berisi air susu yang dipersiapkan untuk keperluannya. Saat ia bertambah umurnya, ia mengisap puting ketiga yang berisi air susu yang sesuai dengan keperluannya.
Anak-anak! Sekarang kalian pasti bertanya, “Bagaimana bisa seekor bayi kangguru sepanjang satu sentimeter mengetahui puting yang tepat yang ia butuhkan? Bagaimana induk kangguru menempatkan air susunya pada empat macam puting dengan kandungan yang berbeda-beda? Terlebih lagi, air susu yang dihisap oleh bayi kaguru yang baru lahir suhunya lebih panas daripada air susu dari puting-puting lainnya. Kandungannya pun berbeda-beda. Bagaimana induk kangguru mengatur suhu air susunya? Bagaimana ia menambahkan kandungan yang diperlukan pada air susu ini?

Ingatlah bahwa bukan induk kangguru yang mengerjakan ini semua. Induk kangguru tidak mengetahui bahwa air susu dari puting-puting itu berbeda. Adalah mustahil baginya untuk menghitung suhu air susu yang diproduksi oleh puting itu. Ia tidak mampu mengatur agar puting-puting itu menghasilkan jenis air susu yang berbeda. Bahkan ia tidak mengetahui kalau air susu itu berbeda-beda. Ia hanyalah seekor kangguru yang hidup di bawah perawatan Allah. Kebutuhan bayi-bayinya dipenuhi semuanya oleh Allah. Tuhan kita yang Maha Pengasih dan Penyayang, telah menempatkan air susu yang tepat pada tempat yang tepat, yaitu dalam kantong induknya.
Bayi kangguru menghabiskan enam setengah bulan pertamanya dalam kantong ini. Setelah menghabiskan delapan bulan berikutnya di dalam dan di luar kantong, ia meninggalkan kantong induknya untuk seterusnya.

Sementara itu, sebelum anak kangguru yang pertama meninggalkan kantong tersebut, “saudara-saudari” barunya merangkak ke dalam kantong. Mereka hidup bersama dalam kantong untuk beberapa lama, tanpa membahayakan satu sama lain. Masing-masing anak kangguru mengisap satu puting dengan air susu yang memiliki kandungan yang tepat untuk keperluan mereka. Kemudian, bagaimana dua “saudara kandung” itu mengetahui puting yang tepat untuk dihisap? Jawabannya jelas, yaitu dengan ilham Allah.

Kangguru sungguh menakjubkan dengan tubuh besarnya; panjang tubuhnya 1,5 meter dan panjang ekornya satu meter . Berkat kaki belakangnya yang panjang, kangguru dapat menempuh jarak delapan meter dalam satu detik. Saat berlari, mereka menjaga keseimbangan dengan ekornya yang besar dan kuat. Apakah kalian berpikir bahwa kakinya menjadi besar secara kebetulan? Atau, apakah kalian berpikir bahwa induknya mengira-ngira mereka perlu kaki yang besar untuk melompat? Tentu saja, itu semua bukanlah jawaban yang tepat. Tak ada yang tercipta karena kebetulah. Allah, yang menciptakan segala sesuatu sesuai kebutuhan makhluk-Nya, juga menciptakan kangguru, seperti juga makhluk-makhluk lainnya, dalam bentuk yang paling sempurna.



Koala Si Tukang Tidur
Kita selalu ingat pada koala berbulu abu-abu yang melingkarkan tangan dan kakinya pada batang pohon ekaliptus. Pemandangan seperti itu nampak sangat manis. Pasti kalian ingin tahu mengapa kita menyebut koala sebagai “si tukang tidur”. Mari kita ingat kembali bahwa koala tidur 18 jam setiap hari!

Cakar depan dan belakang koala memungkinkan mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon ekaliptus. Allahlah yang menciptakan cakar mereka.
Koala dapat memanjat pohon dengan lengannya yang panjang dan cakar tajam yang dapat berpegang erat pada pohon. Dua jari bagian depannya terpisah dari tiga jari yang lain. Jika kita bandingkan dengan tangan manusia, seolah-olah mereka mempunyai dua ibu jari. Ibu jari ini, yang sangat berbeda dari jari-jari lainnya, membantu mereka menempel pada cabang kecil. Seperti pengait, koala menancapkan kuku-kukunya pada pohon, dan dengan begitu menempel pada permukaan batang pohon yang lembut dan halus. Inilah yang membuat koala hidup dengan mudah di atas pohon.

Meskipun koala terkenal sangat malas, mereka dapat bergerak sangat cepat di atas pohon. Bahkan mereka dapat meloncat dari satu cabang ke cabang lainnya yang berjarak satu meter dengan sekali lompatan. Koala betina melahirkan seekor anak setiap dua tahun, dan seperti halnya kangguru, mereka merawat anaknya dalam kantong. Selama bulan pertama, bayi koala tinggal di kantong induknya. Setelah masa ini, bayi koala kemudian menaiki punggung induknya selama setahun. Induk koala menjadikan satu pohon kesukaan di hutan ekaliptus untuk dijadikan rumah karena mereka makan daun ekaliptus - dan hanya itulah makanan mereka! Itulah sebabnya kalian hanya dapat menemukan koala di Australia, di mana pohon ekaliptus melimpah.

Meskipun terdapat lebih dari 600 jenis pohon ekaliptus di Australia, koala hanya makan daun tertentu dari 35 jenis di antara mereka. Koala tidak dapat hidup di sembarang tempat karena, selain menjadi persediaan daun-daunan, pohon ekaliptus merupakan tempat tinggal yang khusus bagi mereka.
Terdapat bermacam-macam jenis koala. Masing-masing memakan daun ekaliptus yang berbeda. Jika kalian berencana memindahkan seekor koala, kalian harus membawa serta daun ekaliptus yang dimakannya. Koala sangat jarang turun dari pohon karena mereka kesulitan untuk bergerak di atas tanah. Daun ekaliptus tersusun atas zat kimia yang berbeda. Zat-zat kimia ini mengandung racun dan berbahaya bagi binatang lain kecuali bagi koala. Sebelum menelannya, koala mengunyah daun-daun ini dengan giginya. Zat-zat berbahaya dalam daun itu disaring dalam jaringan hati koala untuk dikeluarkan dari tubuhnya. Dengan kehendak Allah, makanan ini, yang sangat beracun bagi binatang lain, tidak membahayakan koala. Bahkan, koala dapat makan satu kilogram daun-daun beracun tersebut setiap hari tanpa masalah. Bahkan mereka memperoleh air dari daun-daun ini. Pada musim tertentu, dua pertiga bagian daun ekaliptus terdiri atas air. Oleh karena itu, hanya dengan memakan daun ekaliptus, koala dapat bertahan hidup tanpa minum air. Sekitar pucuk pohon ekaliptus bisa sangat berangin. Untuk itulah, koala memiliki bulu sangat tebal.

Keserasian antara tumbuhan beracun dan seekor binatang memperlihatkan bahwa koala dan pohon ekaliptus telah diciptakan oleh Pencipta yang sama. Pencipta ini, yang menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, pastilah Allah, Tuhan semesta alam.




  sumber:http://www.hyahya.org/indo/anak/pesonaalamsatwa04.html#10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...