Minggu, 24 Februari 2013

Ada Lagi, Situs Megalith Misterius Mirip “Gunung Padang” Namun Ini di Cilacap!

Lokasi ini juga dikeramatkan warga sekitar. Ada struktur balok-balok batu yang tersusun.

*
Type of research : Geology & Archeology
Search research  : The Indonesian Megaliths
Location                  : Cilacap region, Central Java Province.
Sub Location        : Desa Salebu, Kecamatan Lakbok.
Village                       : Antara Lakbok dan Majenang.
Coordinate            : 7°26’35.4016”S 108°38’49.5337”E
===========================================
Di sebuah pegunungan di Desa Salebu, Kecamatan Lakbok, Majenang, Cilacap, ditemukan pula sebuah situs kuno yang juga disebut warga sekitar sebagai Gunung Padang. Situs megalitikum ini menampilkan struktur balok-balok batu segi empat, segi lima dan segi enam yang rebah ke arah timur.
Panjang rata-rata balok batu ini tiga sampai empat meter, tersusun sampai ketinggian 30 meter, lebar 15 meter dan panjang 20 meter. Di sisi sebelah barat terdapat sebuah makam yang menurut warga sekitar adalah pembuat situs dan konon masih trah keturunan Kerajaan Pajajaran.
Di sebelah kiri dan kanan situs ini terdapat masing-masing gua. Juru kunci situs, Suganda, menyebut, gua sebelah kanan mengeluarkan wangi harum, sementara yang di sebelah kiri berbau amis. Gua-gua ini menjadi sasaran pertama atau peziarah belakangan ini ramai berkunjung.
Untuk menuju ke lokasi situs Gunung Padang dari Ibukota Kecamatan Majenang butuh waktu empat jam menuju ke desa terakhir yaitu Desa Cibeunying. Selanjutnya dari desa terahir menuju ke lokasi situs yang terletak di Desa Salebu harus berjalan kaki selama satu jam melintasi hutan.
Sementara itu, Hizi Firmansyah, seorang pemerhati lingkungan dan benda cagar budaya, mengaku sangat prihatin dengan kondisi situs Gunung Padang. Menurutnya, kondisinya sangat rusak dan tidak terawat. Hingga saat ini belum pernah ada perhatian dari pemerintah daerah untuk melakukan perhatian terhadap situs yang memiliki nilai sejarah yang tinggi ini.

Runtuhan situs Gunung Padang Cilacap (courtesy:vivanews.com)
Penyadaran Masyarakat
Sebelum semakin rusak parah, perlu ada penyadaran terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar situs untuk melakukan perhatian dan mulai menjaga dan merawat benda bersejarah tersebut. Selain warga, juga perlu ada campur tangan pemerintah daerah melalui dinas pariwisata untuk melakukan upaya terhadap benda purbakala yang jika dikelola dengan baik akan menjadi potensi pariwisata yang menarik.
Penemuan Gunung Padang di Majenang ini sendiri sudah sejak beberapa tahun lalu. Harian lokal Jawa Tengah, Suara Merdeka, menyatakan, situs ini terungkap pada 2008 lalu, di kawasan yang sebelumnya dianggap keramat oleh warga setempat.
Kini temuan Gunung Padang di Majenang ini jadi hangat lagi diperbincangkan menyusul terungkapnya sejumlah fakta baru mengenai Gunung Padang di Cianjur.
Temuan terbaru dari tim riset yang dikomandoi Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief, menemukan fakta situs Gunung Padang adalah struktur yang dibuat manusia menyerupai punden berundak-undak, dengan usia pembangunan minimal 6.000 tahun yang lalu.

Seorang warga lokal sedang berdiri disamping runtuhan situs Gunung Padang Cilacap (courtesy:vivanews.com)
Situs di Gunung Padang, Desa Salebu, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, juga berbentuk bebatuan yang tersusun mendekati bentuk piramida. Namun sayangnya, separuh situs ini sudah rusak berat oleh akibat alamiah atau pun ulah manusia.
Hizi Firmansah, seorang aktivis pemerhati situs ini, hingga saat ini, belum ada upaya konservasi terhadap situs bebatuan ini. Minggu 27 Mei 2012, Hizi menyebutkan terahir tahun 2008 bentuk dari situs ini masih sangat terlihat bagus, namun saat ini kondisinya telah banyak yang rusak.
Kerusakan terparah terlihat pada bagian tangga, selain tertutup semak belukar, bagian ini juga sudah tidak terlihat bentuk aslinya karena telah longsor. Selain itu, sebagian bebatuan yang panjang juga beberapa sudah patah dan di sekitar lokasi tidak terlihat patahan bebatuan tersebut.
Meski begitu, kata Hizi, dibandingkan dengan situs serupa yang ditemukan di Gunung Padang Cianjur, susunan bebatuan Desa Salebu, Cilacap, ini meski sebagian tertutup tanah, terlihat menjulang seperti piramida. Terlihat sejumlah bebatuan tersusun dalam bentuk kuncian yang mengindikasikan rekayasa oleh tangan-tangan manusia.

Terlihat sejumlah bebatuan tersusun dalam bentuk kuncian yang mengindikasikan rekayasa oleh tangan-tangan manusia. (courtesy:vivanews.com)


http://indocropcircles.wordpress.com/2012/05/29/gunung-padang-cilacap/

Wow!! Konstruksi Gunung Padang Dirancang Arsitek Purba Ulung!


Gunung Padang Cianjur Situs Gunung Padang Cianjur, bukti kecerdasan manusia dari segi perencanaan bangunan.
Penelitian situs punden berundak terbesar di Asia Tenggara Gunung Padang, terus berlanjut. Dilihat dari konstruksinya, situs yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, ini sudah dibangun manusia dengan sangat cerdas.
Arkeolog muda Universitas Indonesia Ali Akbar mengutarakan, ini menunjukkan fakta bahwa pembuat bangunan Gunung Padang adalah masyarakat yang sudah memiliki peradaban tinggi.
“Meski tidak ada sumber tertulis, tapi pasti dibuat oleh masyarakat yang sudah berkehidupan teratur, sudah ada organisasi sosial. Namun, tidak harus organisasi sosial berbentuk kerajaan,” tegasnya.
Ali bersama rekan-rekannya dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, melakukan penelitian di situs sejak tahun lalu, tepatnya Mei 2012. Temuan yang ada sampai saat ini, bahkan melebihi ekspektasi.
Kalau sebelumnya diperkirakan memiliki luas tiga hektare, ternyata peneliti menemukan luasnya bisa mencapai 15 hektare atau lebih. Sebab, bangunan Gunung Padang bukan hanya yang terdapat di bagian atas, melainkan juga ada struktur di bagian badan dan kaki bukit dalam bentuk terasering atau tingkatan-tingkatan yang meliputi seluruh gunung.
gunung padang terasering
Para “arsitek”nya yang membangun Gunung Padang di masa lampau juga secara perencanaan serta perhitungan matang, hingga bangunan bisa bertahan lama.
Salah satu faktor utama adalah batu yang digunakan di Gunung Padang, yakni batu columnar joint, tipe batuan alami yang terbentuk karena proses geologi.
Batuan tersebut keluar dari perut bumi, menjelang sampai di permukaan tanah, mengering, lantas memecah. Pecahan umumnya berbentuk segilima, kemudian oleh manusia, diambil dan disusun.
“Susunannya luar biasa. Antara lain penyusunan batu-batu untuk menjadi (tangga) pijakan berdasarkan kecocokan lebarnya, sampai dapat memeroleh ketinggian lereng tanpa longsor.
Tadinya saya pikir konstruksi ini cerdas, ternyata sangat cerdas,” ungkap Ali yang juga menjadi pengajar untuk mata kuliah Arsitektur Bangunan Masa Prasejarah, Hindu, dan Buddha.
Dan arsitek-arsitek cerdas ini juga memaku bukit, tujuannya supaya tidak longsor; konstruksi dinding bagian luar Gunung Padang diatur sedemikian rupa seperti paku yang menancap.
Terlihat dari sisi utara, timur, dan barat ditancapkan batu seperti pasak-pasak sedalam 40-50 cm. Ali bertutur, “Pasak sudah memperkokoh dinding tanah pada bukit alami itu. Di sisi utara, batu ditancap dari arah utara ke selatan. Di sisi timur, ditancap dari timur ke barat, begitu sebaliknya di sisi barat”.
Penggunaan Semen
Ali memaparkan pula penemuan menarik terbarunya yang terdapat pada satu susunan batu, berupa semacam adonan perekat. “Kemungkinan mereka sudah mengenal ‘semen’. Cerdasnya lagi, mereka tahu di mana harus menempatkan perekat—di tengah-tengah bebatuan,” terangnya.
gunung padang semen
Sampel semen purba ini langsung diperiksa di laboratorium LIPI untuk memastikan campurannya. Di samping itu, masih diyakini ada banyak bagian dari bangunan Gunung Padang yang belum terungkap, sehingga Tim Terpadu Riset Mandiri akan terus melanjutkan penelitian di tahun 2013 ini.
Tim berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari berbagai disiplin, termasuk ahli geologi, ahlipaleosedimentologi, ahli filologi, sampai ahli geografi bentang lahan dan ahli astronomi. (Gloria Samantha/ NatGeo Indonesia)



http://indocropcircles.wordpress.com/2013/01/29/wow-konstruksi-gunung-padang-dirancang-arsitek-purba-ulung/

Ditemukan Jenis Serangga Batang Aneh dan Misterius, Maka Peneliti Buat Genus Baru Khusus Untuknya

Peneliti mengidentifikasi spesies serangga batang misterius yang hidup di pedalaman Pulau Mindoro, Filipina. Para peneliti yang mempublikasikan rincian penemuan mereka dalam jurnal Comptes Rendus Biologies.
Kerena genus dari hewan serangga ini belum ada, maka peneliti mengklasifikasikan genus baru bernama genus: Conlephasma
Sedangkan nama serangga batang baru yang misterius dan aneh itu dinamai oleh para peneliti sebagai Conlephasma enigma.
Julukan enigma diberikan karena posisinya dalam garis keturunan serangga batang dan daun masih misterius!
Serangga batang yang berwarna spektakuler, dengan kepala berwarna hijau-biru dan badan berwarna oranye, tersebut hidup di tanah, bukan di pohon.
Para ilmuwan menganggap serangga yang menyemprotkan bau busuk untuk menghindari predator itu sangat unik, sehingga memasukkannya ke genus tersendiri dan belum bisa mengetahui hubungannya dengan serangga batang yang lain atau serangga daun yang lain.
Marco Gottardo yang sedang belajar untuk meraih gelar PhD di University of Siena, Italia, termasuk salah satu yang meneliti spesimen serangga batang aneh yang ditemukan beberapa tahun lalu di Gunung Halcon, Filipina, oleh rekan ahli entomologinya, Oskar Conle.
“Kami bingung. Ini terlihat sangat berbeda dari serangga batang yang kami tahu di dunia dan menyadari ini sangat spesial,” ujar Gottardo.
“Jadi kami menyimpulkan bahwa ini mewakili genus dan spesies serangga batang yang belum diketahui,” kata Gottardo kepada BBC Nature.
Menurut para peneliti, serangga tanpa sayap yang punya badan gemuk dan kaki-kaki pendek itu telah beradaptasi dengan kehidupan vegetasi rendah di pegunungan hutan hujan.
Karena serangga batang lainnya yang berada di kanopi (daerah pucuk pohon) di hutan, biasanya bertubuh dan berkaki langsing untuk menyamarkan diri dengan batang dan daun untuk berkamuflase.
“Karakter unik lain dari serangga batang baru itu adalah pola warnanya. Serangga jantan kepala dan kakinya berwarna hijau kebiruan, dan tubuh oranye dengan bintik segitiga warna hitam kebiruan pada punggungnya,” katanya.
Perbedaan Conlephasma enigma jantan (gambar atas) dan yang betina (gambar bawah). Foto diatas pada saat serangga telah dikeringkan.
Peneliti menduga, serangga ini lebih menggunakan warna mencoloknya untuk memperingatkan predator dari pada untuk kamuflase.
Kemampuan serangga batang baru itu untuk melepaskan semprotan ampuh dari kelenjar di kepala belakangnya juga digunakan untuk mempertahankan diri dari predator.
“Substansi itu disemprotkan saat serangga merasa terancam dan baunya sangat tidak enak, sepertinya untuk mengusir predator potensial seperti yang dilakukan sigung,” kata Gottardo.
 





http://indocropcircles.wordpress.com/2012/10/27/serangga-aneh-misterius-conlephasma-enigma/

Serangga Aneh di Sulawesi


Warga Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dua hari terakhir ini dihebohkan dengan penemuan serangga misterius mirip nyamuk. Namun anehnya, ukuran serangga tersebut berkali-kali lipat melebihi ukuran nyamuk normal, yaitu sebesar capung.


Serangga misterius itu sayangnya kini sudah mati dan disimpan di rumah Harli, salah seorang guru SD yang tinggal di Dusun 1 Lambe Lotong, Polman, Sulawesi Barat. “Saya simpan karena binatang ini aneh dan pertama kali muncul sejak saya lahir,” kata Harli, Rabu 18 Januari 2012.

Ia menjelaskan, nyamuk raksasa itu memiliki panjang tubuh 2,2 cm, panjang sayap 2,5 cm, dan panjang kaki 7 cm. Warga setempat meyakini serangga tersebut adalah nyamuk. “Sama sekali bukan capung. Sangat beda, utamanya di bagian kepala, karena binatang ini memiliki patok,” ujar Harli.


Harli menceritakan, nyamuk itu muncul Senin menjelang maghrib. Saat itu, kata dia, puluhan warga Sumarrang bersiap melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid setempat. Namun saat akan mengangkat tangan untuk bertakbir, salah seorang jamaah melihat serangga aneh di samping imam.

Jamaah tersebut lantas memukul serangga tersebut dengan sajadah sebanyak dua kali. “Setelah binatang itu tak berdaya, saya berinisiatif mengambil binatang itu dan membawanya pulang ke rumah,” kata Harli.
Sampai saat ini, warga meyakini bahwa serangga yang mereka temui itu merupakan nyamuk terbesar yang pernah ada di Indonesia. 

Harli berharap, penemuan tersebut ditindaklanjuti oleh pemerintah karena menimbulkan kekhawatiran warga mengenai kemungkinan adanya nyamuk-nyamuk raksasa sejenis di daerah mereka. 

Read more: http://surgaserangga.blogspot.com/2013/01/serangga-aneh-di-sulawesi.html#ixzz2Lnsee7Ru

Senin, 18 Februari 2013

Keistimewaan Unta dalam Al-Quran


“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?…”

Tidak diragukan lagi bahwa semua makhluk, dengan kemampuan mereka, menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas dari Pencipta mereka. Allah mengungkapkan hal ini dalam berba-gai ayat Al Quran, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Dia cipta-kan sebenarnya adalah sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan.
Dalam surat Al Ghasiyaah ayat ke-17, Allah merujuk kepada hewan yang akan kita pelajari dan pikirkan dengan saksama, yaitu unta.
Pada bagian ini, kita akan mempelajari makhluk hidup yang ditun-jukkan Allah dalam ungkapan Al Quran, “Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana mereka diciptakan?”
Yang menjadikan unta “makhluk hidup istimewa” adalah struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras sekali-pun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan, yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama berhari-hari.
Ciri-ciri unta, yang akan kita pelajari secara terperinci pada halaman-halaman berikut, membuktikan bahwa hewan ini diciptakan khusus un-tuk kondisi iklim kering, dan bahwa ia disediakan untuk melayani manu-sia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi orang-orang yang berakal.
“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Yunus, 10: 6) !
Daya Tahan yang Luar Biasa dari Lapar dan Haus
Unta dapat bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari pada suhu 50C. Pada masa ini, ia kehilangan 22% dari keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat jika kehilangan air setara dengan 12% berat badan, seekor unta kurus dapat bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara dengan 40% keseluruhan berat badan. Penyebab lain kemampuannya bertahan terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41C. Dengan demikian, ia mampu meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30C pada malam yang dingin di padang pasir.
Unit Penggunaan Air yang Baik
Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap 66% kelembapan yang ada di udara.
Pemanfaatan Maksimal Makanan dan Air
Sebagian besar binatang mati keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal berdifusi ke dalam darah. Akan tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara maksimal dengan melewatkan urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah dan sel unta dikhususkan untuk mem-buat hewan ini hidup lama tanpa air dalam kondisi padang pasir.
Dinding sel hewan ini memiliki struktur khusus yang mampu men-cegah kehilangan air secara berlebihan. Di samping itu, komposisi darah mencegah terjadinya pelambatan peredaran darah, bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh unta berkurang hingga batas minimum. Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih banyak enzim albumin, yang memper-kuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan dalam darah makhluk hidup lain.
Punuk adalah pendukung lain bagi unta. Seper-lima dari seluruh berat badan unta tersimpan dalam bentuk lemak pada punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya pada satu bagian tubuh mencegah pe-ngeluaran air dari seluruh tubuhnyayang berkaitan dengan lemak. Ini memungkinkan unta mengguna-kan air secara minimum.
Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg makanan dalam sehari, dalam kondisi yang keras unta mampu bertahan hidup hingga sebulan hanya dengan 2 kg rumput sehari. Unta memiliki bibir yang sangat kuat dan mirip karet, yang memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam untuk menusuk kulit tebal. Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat dan sistem pencernaan yang sangat kuat, yang mam-pu mencerna apa pun yang ia makan. Ia bahkan mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat dianggap sebagai makanan. Sung-guh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini pada iklim yang sedemikian kering.
Perlindungan terhadap Angin Tornado
Mata unta memiliki dua lapisan bulu mata. Bulu mata ini saling kait seperti perangkap dan melin-dungi matanya dari badai pasir yang kuat. Selain itu, unta mampu menutup lubang hidungnya, sehingga pasir tidak dapat masuk.
Perlindungan terhadap Kondisi Cuaca
yang Terik dan Membekukan
Bulu tebal yang tidak tertembus pada tubuh unta mencegah matahari padang pasir yang terik mencapai kulitnya. Bulu ini jugamenghangatkan unta dalam kondisi cuaca yang membekukan. Unta padang pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga setinggi 50C, dan unta Baktria yang berpunuk dua mampu bertahan hidup pada suhu hingga serendah -50C. Unta jenis ini mampu bertahan hidup bahkan pada lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas permukaan laut.
Perlindungan terhadap Pasir yang Membakar
Kaki unta, yang terlalu besar bagi tungkainya, secara khusus “didesain” dan diperlebar untuk membantunya berjalan di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini telapaknya luas dan menggembung. Selain itu, kulit tebal khusus di bawah telapak kaki merupakan perlindungan terhadap pasir yang membakar.
Marilah kita berpikir dengan mengingat infor-masi tersebut: Apakah ia dengan sendirinya me-nyesuaikan diri dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan sendirinya membentuk lapisan lendir dalam hidungnya atau punuk di pung-gungnya? Apakah ia dengan sendirinya mende-sain hidung dan struktur matanya agar mampu melindungi diri dari dari angin tornado dan badai? Apakah ia dengan sendirinya mendesain darah-nya sendiri dan struktur selnya sendiri berdasar-kan prinsip penghematan air? Apakah ia dengan sendirinya memilih bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah ia mengubah dirinya sendiri menjadi “kapal padang pasir”?
Sebagaimana makhluk hidup lain, unta sudah pasti tidak dapat melakukan satu pun dari hal-hal tersebut dan membuat dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di dalam Al Quran “Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana ia diciptakan?” mengarahkan perhatian kita kepada penciptaan hewan luar biasa ini dalam bentuk terbaik. Seba-gaimana makhluk lain, unta juga dilengkapi ba-nyak kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka bumi sebagai tanda kebesaran sang Pencipta.
Unta diciptakan dengan ciri-ciri fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat manusia. Umat manusia sendiri diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh jagat raya dan tunduk kepada sang Pencipta segala makhluk: Allah swt.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21) !
HEWAN ISTIMEWA UNTUK MELAYANI
MANUSIA: UNTA
KEPALA TERLINDUNG DARI PASIR:
l` Bulu mata memiliki sistem pengaitan. Dalam ke-adaan bahaya, bulu ini secara otomatis menutup. Bulu mata yang saling berkait ini mencegah masuknya partikel debu ke mata.
l  Hidung dan telinga ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan pasir.
l  Lehernya yang panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan memakan dedaunan yang ber-ada 3 m di atas tanah.
KAKI YANG COCOK DENGAN SEMUA JENIS TANAH:
l  Kakinya memiliki dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan elastis. Struktur ini, yang me-mungkinkan unta mencengkeram tanah dengan erat, terdiri dari empat bola berlemak. Ini sangat cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah.
l  Kuku melindungi kaki dari kemungkinan rusak akibat benturan.
l  Lututnya tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk. Ketika hewan ini berbaring di pasir yang panas, struktur berka-palan ini melindunginya dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas.
PUNUK UNTA SEBAGAI SIMPANAN MAKANAN:
Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menye-diakan sari makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33% berat badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan kehilangan seluruh air dari tubuhnya.
BULU TEBAL YANG MENYEKAT PANAS:
Bulu tebal ini terdiri atas rambut yang tebal dan kusut, yang tidak hanya melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca dingin mau-pun panas, tetapi juga mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta Dromedari dapat memperlambat penguapan air dengan me-ningkatkan suhu tubuhnya sampai 41C. Dengan cara ini, ia mencegah kehilang-an air.
Dengan bulu tebalnya, unta dapat bertahan hidup dengan suhu hingga 50C di musim panas dan hingga -50C di musim dingin.
Makrofag adalah unsur dalam sistem kekebalan tubuh yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis zat asing di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika bertemu musuh. Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap bakteri dengan serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan molekul lipida yang telah masuk ke dalam tubuh.
Mereka Bahkan Dapat Memakan Duri
Unta Dromedari dapat bertahan pada suhu -52C, di wilayah-wilayah paling tinggi di Asia Tengah.
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Lukman, 31: 20) !


sumber:http://araliatry.wordpress.com/2011/09/09/keistimewaan-unta-dalam-al-quran/

Keistimewaan Lebah Madu


Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali yang menya-dari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu.

Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah men-campur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cair-an khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru – yaitu madu – dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu” yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebut-kan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melain-kan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkan-nya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menak-jubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menim-bulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu zat, yang hanya bisa dipro-duksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman akan mencegah hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
Penyimpanan Maksimal dengan Bahan Minimal
Sarang yang dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksi-mal”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang sama, jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat disusun dan menggunakan satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin penyimpanan maksimal dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup kuat untuk menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.
Selain pada dinding sisi sel, lebah juga menggunakan prinsip peng-hematan maksimal ini ketika membangun ujung-ujung bagian bawah.
Sarang dibuat seperti sebuah potongan pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi. Dalam hal ini, terjadi masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini diselesaikan dengan cara membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga bujur sangkar. Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada sisi lain pun otomatis terbentuk.
Karena permukaan bawah tersusun dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah sel-sel yang dibuat dengan cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume sel bertambah, dan berarti bertambah pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.
Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi sejajar dengan tanah. Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk ling-karan dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini, mereka mengha-silkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang mengalir keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin dengan meng-gunakan kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sa-rang madu dimulai dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau tiga baris yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda, pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian terpisah. Potong-an-potongan sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna, sehingga kendatipun terda-pat ratusan sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak antara titik awal dan titik sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini. Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah? Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi yang sedemikian rumit dan ter-perinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri.
Jadi, bagaimana mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa peristiwa ini dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat mempengaruhi ribuan lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang sama persis!
Istilah “naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan “sekadar nama” untuk menyembunyi-kan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan merekayang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri – sebuah istilah tanpa arti – yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang disebutkan dalam Surat An-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
 Cara Menentukan Arah
Lebah biasanya harus terbang menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini ada-lah sarana ekspresi, yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang diulang-ulang le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber makanan. Saat lebah – yang hanya mampu menjelas-kan sumber makanan berdasarkan arah matahari – kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1 setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1 setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beritahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya, lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop. Lebah yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di siang hari akan selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini dengan me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak maju.
Metode Penandaan Bunga
Lebah madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan tetesan berbau khas. Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada bunga yang sama.
Keajaiban Madu
Tahukah Anda, betapa madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai pe-nyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya dapat dijelaskan di bawah ini:
Mudah dicerna: Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik.
Rendah kalori: Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat badan.
Berdifusi lebih cepat melalui darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.
Membunuh bakteri: Sifat madu yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang madu menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi makan madu encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat merekaseolah mereka tahu kemampuan madu ini.
Royal jelly: Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi tinggi ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly digunakan untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan jaringan atau kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21) !

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69) !
 “Kami telah menciptakan binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka, sebagian mereka tunggangi, sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan yang lain. Dan susu untuk diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasin, 36: 72-73) !
 Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah, 45: 4) !
 “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69) !
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-pada-Nya. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45: 13)

Sumber dari buku Keajaiban Flora dan Fauna karya Harun Yahya

Kisah Pohon Apel

Semoga kisah ini membuat kita menjadi seseorang yang lebih baik.

Selamat membaca!

Jaman dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang sangat besar. Seorang anak laki – laki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel tersebut setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan buah apel sepuas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak laki – laki tersebut begitu menyayangi tempat bermainnya di dahan pohon apel. Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut.
Masa berlalu… anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku bukan lagi anak kecil, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu. “Aku ingin punya mainan baru seperti yang dimiliki teman – temanku, namun aku tidak punya uang,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih.

Lalu pohon apel itu berkata, “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan begitu, kau dapat membeli mainan yang kauinginkan.”
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.
Masa berlalu…Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membangun rumah untuk tempat perlindungan  keluargaku. Maukah engkau menolongku?” tanya anak itu.
“Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.”
Pohon apel itu memberikan cadangan. Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong kesemuadahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudian merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu puluhan kali.
” Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai boat. Maukah engkau menolongku lagi?” tanya lelaki itu.
“Aku tidak mempunyai boat untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk dijadikan boat. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa sangat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembira dan tidak kembali lagi selepas itu. Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.
“Maafkan aku. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat boat. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.
“Aku tidak mau apelmu kerana aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu kerana aku tidak berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.
“Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis kegembiraan.

Tamat!!!

Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan di dalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapa kita. Bilakita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita di dalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi pikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayani ibu bapa mereka. Hargailah jasa ibu bapa kepada kita. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut hari ibu dan hari bapa setiap tahun.


Sayangilah ibu bapa kita selagi kita masih punya kesempatan untuk menyatakan kasih sayang kita kapada mereka secara langsung.
sumberhttp://araliatry.wordpress.com/

Artikel Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...